Tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi titik penting dalam sistem pengelolaan sampah yang memiliki potensi risiko lingkungan dan kesehatan. Salah satu ancaman terbesar yang muncul dari TPA adalah akumulasi gas berbahaya yang terbentuk akibat proses dekomposisi sampah organik dan anorganik. Dalam konteks ini, pemanfaatan drone untuk deteksi gas menjadi pendekatan yang semakin relevan dan diperlukan, terutama untuk memantau gas seperti metana (CH4) dan hidrogen sulfida (H2S) yang kerap muncul di zona timbunan. Di Indonesia sendiri, TPA tersebar di beberapa tempat dengan menghadapi krisis penimbunan sampah yang tinggi. Beberapa kecelakaan pun terjadi seperti longsor timbunan sampah hingga kebakaran yang sulit padam. Teknologi pendeteksi gas seperti Sniffer4D dapat dipasang pada drone untuk mendeteksi dan memetakan sebaran gas berbahaya seperti SO2, VOCs, Cl2, H2S, NH3, serta senyawa hidrokarbon seperti CxHy/CH4/LEL, secara langsung dan menyeluruh.
Pemantauan Area Timbunan Sampah yang Sulit Diakses
Luasnya area TPA, kombinasi antara medan tidak stabil, dan tingginya potensi pelepasan gas dari bawah permukaan, menjadikan lokasi ini tidak ideal untuk dilakukan pemantauan langsung secara manual. Pekerja lapangan yang memasuki zona aktif di TPA kerap menghadapi risiko kesehatan dan keselamatan akibat paparan gas yang tidak terdeteksi secara kasat mata. Oleh karena itu, penggunaan drone yang membawa sensor gas seperti Sniffer4D dapat menggantikan peran tersebut secara efektif.
Drone yang dikendalikan dari titik aman dapat diterbangkan melintasi area timbunan untuk mengidentifikasi zona yang memiliki kadar gas tinggi. Sensor Sniffer4D bekerja dengan mengambil sampel udara sepanjang jalur terbang dan mengirimkan data secara langsung ke pusat kontrol. Dari data ini, operator dapat melihat distribusi gas secara spasial tanpa harus melakukan kontak fisik dengan lokasi yang berpotensi berbahaya.
Kelebihan lainnya, drone dapat diterbangkan pada ketinggian yang rendah atau disesuaikan mengikuti kontur timbunan, sehingga data yang dikumpulkan lebih akurat dan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pendekatan ini membantu pihak pengelola TPA dalam menetapkan prioritas penanganan pada area dengan risiko tertinggi.
Identifikasi Gas Berbahaya yang Mengancam Kesehatan Lingkungan
Gas metana (CH4) dan hidrogen sulfida (H2S) merupakan dua jenis gas utama yang dihasilkan dalam proses pembusukan sampah organik. Metana bersifat mudah terbakar dan dapat menyebabkan ledakan jika terperangkap dalam volume tertutup. Sedangkan H2S bersifat racun bahkan dalam konsentrasi rendah, dan memiliki dampak serius terhadap sistem pernapasan manusia.
Selain itu, keberadaan senyawa lain seperti sulfur dioksida (SO2), klorin (Cl2), amonia (NH3), dan senyawa organik volatil (VOCs) sering ditemukan pada lokasi tertentu, terutama di TPA yang menerima limbah rumah tangga, industri, dan medis. Sniffer4D memiliki kemampuan untuk mendeteksi berbagai jenis gas ini secara simultan, dan menghasilkan peta konsentrasi berbasis lokasi yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.
Peta yang dihasilkan memungkinkan pengelola TPA untuk mengidentifikasi tren sebaran gas, zona akumulasi, dan potensi jalur pergerakan gas berdasarkan arah angin atau kontur tanah. Dengan informasi ini, tindakan pengendalian seperti pemasangan ventilasi pasif, penambahan lapisan penutup, atau pengelolaan ulang sistem biogas bisa direncanakan secara lebih terukur dan efektif.
Pendekatan Terprogram untuk Pemantauan Rutin
Penggunaan drone dan Sniffer4D di TPA tidak hanya terbatas pada inspeksi insidental. Perangkat ini dapat dimanfaatkan dalam sistem pemantauan berkala yang dijadwalkan secara otomatis. Dengan membuat rencana terbang terstruktur, operator bisa mengulang rute inspeksi yang sama dalam kurun waktu tertentu, sehingga perubahan kadar gas bisa dilacak dari waktu ke waktu.
Drone yang digunakan juga bisa dikoneksikan dengan sistem pemantauan jarak jauh berbasis cloud, di mana seluruh data pengukuran gas tersimpan dan dapat diakses kapan saja. Hasil pemantauan bisa dibandingkan dengan data dari minggu atau bulan sebelumnya untuk melihat kenaikan atau penurunan konsentrasi gas. Pendekatan ini memberi dasar bagi pengambilan keputusan berbasis tren, bukan hanya reaksi terhadap kejadian sesaat.
Data historis yang diperoleh dari misi-misi sebelumnya juga bisa digunakan untuk menetapkan indikator peringatan dini. Jika sistem mendeteksi peningkatan kadar CH4 atau H2S di atas ambang aman, peringatan otomatis bisa dikirimkan ke pengelola. Hal ini sangat bermanfaat untuk mencegah insiden seperti kebakaran terbuka, ledakan kecil di zona tertutup, atau penyebaran gas ke area permukiman sekitar.
Dokumentasi Digital dan Visualisasi untuk Keperluan Operasional
Salah satu keunggulan Sniffer4D yang mendukung pengelolaan TPA adalah kemampuannya menghasilkan data visual yang mudah dipahami dalam format peta digital tiga dimensi. Dengan peta ini, area TPA dapat dibagi ke dalam beberapa zona berdasarkan tingkat konsentrasi gas, sehingga memudahkan proses perencanaan tindakan teknis, logistik, maupun keamanan.
Setiap penerbangan drone menghasilkan laporan yang berisi data numerik dan grafik konsentrasi gas per jenisnya, disertai koordinat lokasi pengukuran. Laporan ini dapat digunakan oleh tim teknis lapangan, pengambil kebijakan, hingga pihak regulator sebagai bahan dokumentasi operasional dan evaluasi. Selain itu, informasi ini juga bisa dimanfaatkan dalam proses sosialisasi kepada masyarakat sekitar yang ingin mengetahui langkah pengelolaan lingkungan yang dijalankan di TPA.
Penggunaan teknologi ini mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan fasilitas pembuangan akhir. Hal ini penting mengingat isu lingkungan hidup kini menjadi perhatian publik yang semakin tinggi, dan pengelolaan TPA tidak bisa lagi dilakukan hanya dengan pendekatan manual atau visual tanpa data ilmiah pendukung.
Penerapan drone untuk deteksi gas di area TPA menghadirkan pendekatan baru yang lebih adaptif terhadap risiko gas berbahaya. Dengan dukungan perangkat seperti Sniffer4D, pemantauan gas seperti CH4, H2S, SO2, VOCs, Cl2, NH3, dan CxHy/CH4/LEL dapat dilakukan secara menyeluruh, presisi, dan terintegrasi dengan sistem pengelolaan data berbasis digital untuk pengambilan tindakan yang lebih tepat guna. Terra Drone Indonesia sudah berpengalaman melakukan berbagai pemantauan, inspeksi menggunakan drone untuk berbagai keperluan industri hingga TPA.